0
0

Israel Lancarkan Serangan Besar di Lebanon: Gedung di Beirut Hancur Akibat Serangan Udara

LiputanKhusus.com, Jakarta – Pada Jumat, 28 Maret 2025, dunia dikejutkan oleh serangan besar-besaran Angkatan Udara Israel terhadap sebuah gedung di Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, Lebanon.

Gedung ini diduga sebagai fasilitas penyimpanan pesawat nirawak milik Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung Iran. Serangan ini menjadi titik panas baru yang mengguncang stabilitas setelah gencatan senjata yang disepakati November lalu.

Serangan yang terjadi menghasilkan suara dentuman keras yang menggema di seluruh ibu kota, disertai kolom asap hitam yang menjulang tinggi. Militer Israel bahkan mengeluarkan perintah evakuasi bagi wilayah sekitar, memicu kepanikan di tengah penduduk yang bergegas melarikan diri.

Jalan-jalan di Dahiyeh dipenuhi warga yang mencoba menyelamatkan diri di tengah kemacetan yang menutup akses utama.

Dahiyeh, yang dikenal sebagai benteng Hizbullah, sebelumnya menjadi sasaran serangan besar Israel tahun lalu yang menewaskan banyak tokoh penting kelompok tersebut.

Meskipun Hizbullah membantah keterlibatan dalam insiden tembakan roket yang menjadi pemicu serangan ini, Israel tetap menganggap kelompok tersebut sebagai ancaman serius terhadap keamanan mereka.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan secara langsung menyalahkan pemerintah Lebanon atas eskalasi ini.

Kesepakatan gencatan senjata yang dicapai November lalu, ditengahi Amerika Serikat, mengamanatkan bahwa wilayah Lebanon selatan harus bebas dari kelompok bersenjata.

Namun, dua tembakan roket dari Lebanon selatan dalam sepekan terakhir menjadi pelanggaran mencolok terhadap kesepakatan tersebut. Militer Israel bersikeras bahwa serangan ini adalah respons atas ancaman keamanan langsung terhadap warga mereka.

Sementara Presiden Lebanon Joseph Aoun yang sedang berada di Paris menyerukan masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan, Koordinator Khusus PBB untuk

Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert menganggap situasi di perbatasan selatan “sangat memprihatinkan”. Serangan ini tidak hanya memperumit hubungan Israel-Lebanon tetapi juga berisiko memicu konflik regional lebih luas.

Dengan semakin intensifnya serangan Israel terhadap target Hizbullah dan ketegangan yang terus meningkat, jalan menuju perdamaian tampaknya semakin terjal.

Para analis internasional berpendapat bahwa langkah diplomatik yang lebih kuat diperlukan untuk menghindari perang baru yang akan membawa dampak buruk bagi seluruh wilayah.

Di tengah gejolak ini, baik Israel maupun Lebanon menghadapi pilihan sulit. Konflik yang terus memanas ini mengingatkan kita pada rapuhnya gencatan senjata dan pentingnya solusi diplomatik untuk menjaga stabilitas di kawasan. Dunia hanya bisa berharap bahwa konflik ini tidak berubah menjadi babak baru dari perang berkepanjangan.

Baca Lagi

Direkomendasikan

World