0
0

Serangan Telak ke Jantung Israel: Mitos Pertahanan Canggih Zionis Mulai Runtuh

Serangan rudal jarak jauh yang berhasil menembus sistem pertahanan Israel menjadi tamparan keras bagi klaim superioritas teknologi militer Zionis. Dunia kini menyaksikan bahwa Iron Dome bukanlah tameng sempurna

LiputanKhusus.com, Tel Aviv — Rentetan rudal yang diluncurkan Iran menghujani sejumlah kota besar di Israel, termasuk Ramat Gan dan Tel Aviv, menghancurkan ratusan apartemen, kendaraan, serta memicu kepanikan massal. Serangan ini memperlihatkan bahwa sistem pertahanan udara Israel, yang selama ini diklaim sebagai salah satu yang tercanggih di dunia, tidak sepenuhnya mampu menahan serangan besar-besaran.

Rekaman yang beredar luas menunjukkan momen dramatis ketika rudal-rudal menghantam pusat kota, mengakibatkan ledakan besar dan asap tebal membumbung ke langit. Kerusakan yang terjadi digambarkan sebagai yang terburuk dalam sejarah Israel modern, terutama di area sipil padat penduduk seperti Tel Aviv, Haifa, dan Rishon LeZion.

Efektivitas Iron Dome Dipertanyakan

Iron Dome, sistem pertahanan udara kebanggaan Israel, kembali menjadi sorotan tajam. Sistem ini memang dikenal efektif melawan roket jarak pendek dari Gaza dan Lebanon. Namun dalam menghadapi hujan rudal balistik Iran, performanya dinilai jauh dari sempurna.

Menurut analis militer Boyko Nikolov dari Bulgarian Military, Iron Dome berhasil mencegat sekitar 20 hingga 30 persen dari total rudal balistik yang menghujani wilayah udara Israel. Walaupun pencapaian ini dianggap cukup luar biasa untuk sistem yang tak dirancang menghadapi rudal jenis tersebut, tetap saja banyak rudal berhasil menembus dan menghantam target vital.

“Setiap rudal yang berhasil mencapai sasarannya adalah kegagalan. Namun masyarakat perlu memahami kompleksitas menangkal serangan berskala besar dan terkoordinasi,” ujar Nikolov. Ia menambahkan bahwa Iron Dome bekerja berdampingan dengan sistem Arrow dan David’s Sling, menciptakan pertahanan berlapis-lapis yang masih belum sepenuhnya solid.

Serangan Langsung ke Jantung Militer Israel

Salah satu titik paling krusial yang terkena adalah distrik Kirya di Tel Aviv — pusat komando militer Israel yang menjadi markas IDF dan Kementerian Pertahanan. Rekaman video menunjukkan rudal jatuh beberapa detik setelah sistem pencegat diluncurkan, memicu ledakan besar di sekitar kawasan tersebut.

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengklaim tanggung jawab penuh atas serangan tersebut. Mereka menyebut aksi ini sebagai pembalasan atas serangan Israel ke fasilitas strategis Iran, termasuk situs nuklir Natanz dan pembunuhan jenderal senior mereka dalam serangan sebelumnya.

Korban dan Dampak Sipil

Setidaknya delapan warga Israel dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan tersebut. Ribuan orang terpaksa mengungsi, dan sirene peringatan berbunyi nyaring sepanjang malam di berbagai kota. Di wilayah tengah Israel, banyak warga dilaporkan terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh.

Sistem peringatan darurat Israel telah bekerja maksimal, namun kecepatan dan intensitas serangan membuat sebagian warga tak sempat menyelamatkan diri. Layanan darurat kini bekerja keras menyisir lokasi terdampak untuk menyelamatkan korban dan memperbaiki infrastruktur yang rusak.

Kesimpulan: Mitos Pertahanan Tak Tertembus Mulai Retak

Serangan ini menjadi babak baru dalam konflik regional yang memanas. Kepercayaan publik dan internasional terhadap kekuatan militer Israel kini mulai tergoyahkan. Investasi besar dalam sistem pertahanan tidak menjamin perlindungan mutlak — terutama saat berhadapan dengan musuh yang telah mempelajari pola pertahanan mereka selama bertahun-tahun.

Meski Israel mengklaim telah mencegat sebagian besar rudal, kenyataan di lapangan menunjukkan dampak kerusakan yang signifikan, baik secara fisik maupun psikologis. Dunia kini menyaksikan bahwa bahkan benteng pertahanan sekuat Israel pun bisa ditembus jika lawan datang dengan strategi yang cukup berani dan presisi yang mematikan.

Baca Lagi

Direkomendasikan

World